Selasa, 30 Desember 2008

“LATAR BELAKANG”

“MENGAPA HARUS MEMILIH BERWIRAUSAHA”
Pada waktu yang seperti sekarang ini sangatlah sulit untuk mencari sebuah pekerjaaan dengan hanya mengandalkan ijasah yang cuma misalkan lulusan SMU dan SMP ataupun bahkan yang berijasah SD apalagi dengan nilai yang pas-pasan, atau yang sudah bekerja kadang juga sangatlah sulit untuk mengontrol keuangan karena terkadang gaji kita tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kita sehari hari dimana harga-harga kebutuhan saat ini terus naik meskipun harga BBM sudah turun sementara gaji kita masih pas-pasan, apalagi sekarang ini banyak sekali PHK yang dilakukan oleh perusahaan-perusaaan yang mulai gulung tikar akibat terkena imbas dari keadaan krisis ekonomi di waktu sekarang ini. Lalu apakah kita hanya berpangku tangan menerima begitu saja keadaan yang semakin sulit ini. Apalagi bagi kita yang masih duduk di bangku sekolah ataupun perguruan tinggi. Kita harusnya menyadari bahwa keadaan ekonomi sekarang ini amatlah sulit, jika kita terus-menerus berpangku tangan menghadapi keadaan yang seperti ini dengan cuma selalu mengandalkan pemberian orang tua, apakah kita tidak merasa kasihan dengan orang tua kita yang terus-menerus kerja siang dan malam membanting tulang mencarikan kita uang untuk biaya kita sekolah ataupun kuliah belum lagi untuk biaya kita hidup sehari-hari yang sangatlah sulit, dan juga mungkin bila kita masih punya saudara misalkan adik atau kakak kita yang masih juga butuh biaya untuk sekolah ataupun yang masih belum bekerja. Untuk itu bagi kita yang masih sekolah atau kuliah, kita harus belajar giat untuk menghargai apa yang telah diberikan oleh orang tua kita. Mungkin bagi kita yang masih sekolah atau kuliah tidaklah cukup dengan hanya belajar giat dan melihat orang tua kita yang selalu bekerja keras, mungkin kita bisa membantu orang tua lebih dari itu bila kita mau berusaha dan juga bagi yang hanya berijasah minim dengan nilai pas-pasan janganlah berkecil hati bila kita sulit mendapatkan pekerjaan. Padahal masih begitu banyak peluang didepan kita jika kita bisa memaksimalkanya kenapa tidak mencoba membuka usaha sendiri? Apalagi sekarang ini banyak sekali penganguran- pengangguran yang berada di sekitar kita karena akibat dari tidak tersedianya lapangan kerja. Oleh karena itu tidak ada salahnyakan bila kita mencoba untuk membuka sebuah usaha, dari pada kita muter-muter kesana kemari mencari lowongan dan mengantri sambil membawa ijasah, mungkin diantara kita pernah terbesit ingin memulai usaha tapi tidak mempunyai modal. Memang terkadang modalah yang menjadi batu sandungan apalagi bagi kita yang baru terjun ke dunia wirausaha, tapi perlu saya ingatkan sekali lagi sebenarnya banyak sekali ide untuk membangun sebuah usaha atau bisnis dengan modal kecil ataupun malah tanpa modal, banyak sekali disekitar kita yang sukses dengan modal kecil malah ada yang tanpa modal, tinggal tergantung bagaimana kita memanfaatkanya. Modal bukanlah alasan kita untuk tidak memulai berwirausaha karena kunci dari semua itu adalah kemauan untuk membuat perubahan didalam hidup kita dengan adanya kemauan sesulit apapun tantanganmya kita pasti bisa mengahadapinya. Hanya ada satu kunci agar semua yang Anda maksudkan bisa diraih, yaitu “kemauan”. Dalam hal ini sebanyak apapun modal yang dimiliki, sebanyak apapun kesempatan untuk berkarya, namun apabila orang tersebut tidak memiliki kemauan maka, semuanya akan percumua. Namun sekecil apapun modal yang dimiliki, sedikit apapun kesempatan untuk berkarya, namun apabila orang tersebut memiliki KEMAUAN yang kuat, maka niscaya sesuksesan akan terasa lebih mudah untuk diraih.
Dan segala sesuatunya itu membutuhkan proses, sedangkan proses adalah waktu, jadi, apabila seseorang memiliki kemauan yang keras untuk mengaplikasikan keempat aspek tersebut, maka kami yakin proses untuk menuju kesuksesan akan lebih mudah, karena pastinya dia akan selalu dapat menyisihkan waktu dalam setiap harinya untuk selalu belajar, praktek, fokus secara mandiri. Selain itu, untuk bisa melakukan bisnis tentunya memerlukan modal, namun terkadang modal yang minim yang menjadi kendala utama, namun percayalah, apabila Anda termasuk orang yang memiliki kemauan yang keras untuk berkarya, maka dengan sendirinya Anda akan mendapatkan solusi yang tepat, namun semuanya kembali membutuhkan proses. Dalam hal ini bisa saja misalnya Anda memulai usaha kecil-kecilan yang disesuaikan dengan modal yang Anda miliki pada saat ini. Mungkin juga ada yang pernah berwirausaha tapi gagal lalu drop, dan menyerah, terus kenapa tidak kita pelajari kesalahan kita, menggali dan mencari tahu kenapa kita bisa gagal, lalu memulai lagi bisnis itu dengan belajar dari kegagalan justru dari kegagalan itulah Tuhan telah melimpahakan berjuta pengalaman bagi kita ,untuk sebagai acuan bagi kita untuk memulainya lagi Didalam berwirausaha tidaklah ada kata gagal, karena kegagalan itu adalah sebuah ilmu yang akan memberikan kita pengalaman untuk mencapai sebuah keberhasilan. Ingatlah jangan pernah takut gagal, optimislah karena itu adalah kunci sukses membagun sebuah usaha sendiri tanpa melangkah kita tidaklah tahu apakah kita akan sukses. Nah sekarang, kenapa mesti takut untuk memulainya, dari pada hanya diam berpangku tangan tanpa usaha apa apa, ingatlah jika kita menghendaki perubahan kita harus berusaha tanpa usaha tidak akan ada hasil apapun, selain itu kunci lain dari sebuah keberhasilan adalah berdoa kepadaTuhan YME. Selamat mencoba dan semoga sukses…….

“PENGERTIAN WIRAUSAHA & ENTREPREUNERSHIP”

Makna entrepreunership adalah: seseorang dengan kemampuan memaksimalkan potensi
yang ada dalam diri dan lingkungan untuk diolah menjadi produk barang dan jasa yang bisa dijual, akhirnya mampu memuaskan masyarakat luas.

Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar istilah wiraswasta. Kata "wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta (entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri.
Wirausaha merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menangkap peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan.
Sifat – Sifat Yang Harus Dimiliki Wirausaha
Untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses, diperlukan sifat – sifat sebagai berikut :
1. Terbuka pada pengalaman
2. Melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda
3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
4. Memiliki rasa tepo seliro (toleransi yang tinggi)
5. Mampu menerima perbedaan
6. Independen dalam pertimbangan, pemikiran dan tindakan
7. Membutuhkan dan menerima otonomi
8. Percaya pada diri sendiri
9. Berani mengambil resiko
10. Tekun dan ulet

Syarat – Syarat Wirausaha
Setiap wirausahawan pasti ingin sukses dalam menjalankan usahanya. Untuk itu seorang wirausahawan harus membekali dirinya dengan hal – hal sebagai berkut :
1. Memiliki sikap mental yang positif
2. Mampu berpikir kreatif
3. Rajin mencoba hal – hal yang baru ( inovatif )
4. Memiliki motivasi dan semangat juang yang tinggi
5. Mampu berkomunikasi
Definisi Kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar pengertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisi sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuasn terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan piahak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara.

“MENGAPA HARUS TAKUT BERWIRAUSAHA”

“Para pengusaha yang sukses itu berhasil karena mengenali diri dan potensi yang ada dalam dirinya sendiri, sehingga mampu menangkap peluang yang ada disekelilingnya”. Kutipan tadi memang pantas bagi mereka yang masuk dalam kategori sukses. Lalu bagaimana dengan mereka yang baru akan memulai suatu usaha. Sukses dalam usaha bukan berarti sukses selamanya, karena pasang surut dalam dunia usaha sudah pasti ada. Kesuksesan seseorang dalam usahanya pun tidak dilihat dari jenjang pendidikannya. Pendidikan yang digelutinya juga tidak mesti harus sama dengan usaha yang dia geluti nanti.
Contoh nyata, seorang mahasiswa jurusan pertanian ketika ditanya “lulus nanti ingin kerja dimana?”. Mahasiswa menjawab “ingin bekerja di departemen pertanian atau di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian”. Jawaban yang pantas untuk sebuah harapan. Memang semua orang punya cita-cita dan impian yang tinggi, tetapi kenyataan didunia usaha itu sangat berbeda, karena ada proses didalamnya, diantaranya adalah potensi sumber daya daerah itu sendiri, banyaknya pesaing (pelamar) yang ingin bekerja dan keterampilan yang dia miliki, serta masih melekatnya “sistem koneksi”. Apakah mungkin departemen pertanian selalu membuka lowongan pekerjaan setiap sebulan sekali, dan apakah mungkin yang melamar kerja hanya anda sendiri dan atau mungkin saat kualifikasi penerimaan karyawan baru, anda dinyatakan tidak lulus hanya karena tidak memiliki koneksi (orang dalam yang membawa anda bekerja) di perusahaan tersebut.
Sebaliknya orang yang sudah bekerja dan memiliki jabatan yang tinggi, apakah mungkin sudah terjamin aspek finansialnya dikemudian hari. Pemutusan hubungan kerja (PHK) dan masa pensiun adalah sesuatu yang ditakuti bagi semua pegawai. Keduanya sama artinya dengan berakhirnya segala tugas dan kewajiban dia sebagai seorang karyawan. Bagi karyawan yang baru terkena PHK atau memasuki masa pensiun, mungkin akan sedikit terhibur karena dia baru menerima tunjangan (pesangon), tetapi apabila dana tersebut tidak dimanajemen dengan baik, maka dia akan mengalami kesulitan dalam pengaturan aspek finansialnya di hari-hari kemudian. Untuk mempertahankan aspek finansialnya, kegiatan tersebut hanya berbentuk usaha atau lebih populernya dikenal dengan istilah “Bisnis”. Mengapa untuk memulai usaha tersebut harus menunggu di PHK atau menunggu masa pensiun. Memang tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha baru. Namun tidak salahnya di usia semuda mungkin kita mencoba untuk memberanikan diri dalam berwirausaha.
Berdasarkan keadaan-keadaan tersebut di atas, maka seyogyalah untuk kaum muda khususnya mahasiswa yang nanti akan habis pula masa pendidikannya untuk memulai sedini mungkin memperbanyak pemahaman dan pengetahuan dasar yang berkenaan dengan kewirausahaan, setidaknya untuk kepentingan dan kebutuhan dirinya. Untuk memulai suatu usaha janganlah terlalu berharap banyak untuk mendapatkan laba yang tinggi. Dalam dunia usaha semua berjalan dalam ketidakpastian. Terkadang bisa berhasil atau gagal karena unsur kesempatan dan peluang yang sangat kecil dan jarang terjadi. Beda halnya dengan pegawai/karyawan yang hampir tidak ditemui resiko yang mencolok dalam persaingan, sehingga identik dengan dunia yang relatif aman dan nyaman.
Pemahaman dasar bagi para pemula untuk memulai suatu usaha adalah dengan memahami salah satu karakteristik dunia usaha itu sendiri. Salah satunya adalah “persaingan”. Berdasarkan hukum pasar (“siap cepat dia dapat, produk yang lebih baik akan cepat laku”), keadaan itulah yang hampir dilupakan bagi para pemula bisnis. Tertipu dengan laba pendapatan yang tinggi pada sambutan awal terhadap produk yang kita jual, tiba-tiba di hari kemudian pendapat kita merosot tajam. Itulah sebagian kecil dari lika-liku dunia usaha. Kenapa harus takut untuk berwirausaha di usia muda. Kunci sukses bagi pemula bisnis adalah semangat dan motivasi serta mampu membaca keinginan pasar. Sebagi bahan pertimbangan Inilah tips-tips untuk memulai sebuah usaha
1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.

2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.

3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE “BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY”: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah Guru yang baik.

4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achieve is directly proportional to the risk taken : Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.

5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.

6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.

“TANTANGAN MEMULAI BERWIRAUSAHA”

Sebagian besar rintangan memulai berwirausaha sesungguhnya berasal dari diri sendiri. Orang yang mampu memulai usaha adalah orang yang mampu menghilangkan mental blocking, mengalahkan diri sendiri. Karena, hambatan terbesar bersalah dari diri kita sendiri.
1. MODAL
Rintangan inilah yang paling sering dikeluhkan orang ketika akan memulai usaha. Tanpa modal mana mungkin bisa membangun sebuah usaha. Tetapi bukti memperlihatkan bahwa banyak orang yang benar-benar bisa memulai usaha dengan modal yang relatif kecil.
Baruno, produsen sandal dari eceng gondok, bermodal awal Rp 15 ribu untuk membeli 5 kg eceng gondok. Omzet usahanya pada tahun 2000 lebih dari Rp 100 juta perbulan. Hadi Soenyoto, pengusaha industri rekaman, semula pedagang kotak video. H. M. Yunus, pemilik rumah makan Pondok Patin di Riau bermodal usaha kepercayaan.
Masfuk adalah pengusaha perhiasan emas tiruan beromzet Rp 1,5 milyar perbulan pada tahun 1999. Dia memulai usaha pada 1989 dengan modal Rp 350 ribu dengan peralatan seadanya. Purdie Chandra, raja bisnis bimbingan tes, bermodal awal (pada 1982) sebesar Rp 300 ribu.
Sujak Widodo, dengan ‘modal dengkul’ mendirikan bengkel sepeda motor yang pada tahun 1994 mencapai omzet Rp 70 juta perbulan. Anak Agung Gede Kurnia, pemilik Agung Rai Museum of Art di Ubud Bali, memulai usaha tanpa modal.
2. USIA
Ada pula yang enggan berwirausaha karena merasa diri masih terlalu muda. Tetapi sebaliknya, ada juga yang berasalan karena sudah terlalu tua. Rasanya aneh, karena dua alasan ini saling bertentangan.
Soal usia yang masih terlalu muda, kenyataannya Dave Thomas, pendiri Wendy’s Restaurant memulai usaha rumah makan pada usia 15 tahun. Oprah Winfrey, pembawa acara yang terkenal di dunia, memutuskan untuk mendapatkan penghasilan dengan bakat bicaranya pada usia 12 tahun.
Bill Gates, mulai berdikari pada usia 13 tahun yang kemudian pada usia 19 tahun mendirikan Microsoft bersama Berry Gordy. James E Casey pendiri UPS (United Parcel Service) memulai usahanya di usia 15 tahun.
Atau contoh yang melegenda, di usia 66 tahun, Kolonel Sanders baru memulai usaha dengan mendirikan Kentucky Fried Chicken (KFC) dan berhasil gemilang di usia 80 tahun.
Jika usia setengah baya dianggap terlalu tua untuk merintis usaha baru, tidak demikian dengan Ray McDonald’s Kroc. Si penjual hamburger kelas dunia itu memegang prinsip anggur, yaitu makin tua usia makin berjaya. Bekas penjaja mesin milkshake ini memulai usaha pengembangan restoran waralba cepat saji McDonald’s pada usia yang telah mendekati masa pensiun.
Tokoh ini tidak menjadi apatis karena pertambahan usia. Ia terus berkarya, bahkan menciptakan perubahan besar yang positif bagi kehidupannya dan orang-orang di sekitarnya pda usia 52 tahun.
3. BAKAT
Banyak juga yang merasa diri tidak berbakat berwirausaha karena terbelenggu mitos bahwa wirausahawan itu dilahirkan. Sampai di sini pertanyaan muncul, ‘Apakah berwirausaha dapat dipelajari atau dilatih?’
Jawabannya adalah berwirausaha bisa dipelajari dan dilatih. Ini berdasarkan antara lain dari hasil kajian ilmiah yang dilakukan oleh Brandeis University dan Koch Foundation terhadap para peserta dan alumni program kewirausahaan di National Foundation for Teaching Enterpreneurship, bahwa kewirausahaan dapat diajarkan. Kemudian, pengakuan dari para wirausahawan.
Moris, seorang wirausahawan mengatakan bahwa wirausahawan itu ‘dilahirkan’ sekaligus ‘diciptakan’. Lebih lanjut Moris menyatakan semua orang mempunyai peluang menjadi wirausahawan.
Prof. Musa Asy’arie, seorang wirausahawan, dosen, dan penulis, mengungkapkan dengan tegas bahwa wirausahawan dapat diciptakan. Pakar manajemen Peter F Drucker menulis dalam innovation and Entrepreneurship, ”Setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha. Sebab kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi semata”.
Tentu masih banyak lagi rintangan ketika akan memulai usaha. Misalnya, sistem masyarakat, tingkat pendidikan, lingkungan usaha yang tidak mendukung, takut gagal, dan lalin-lain. Dapat dibuktikan bahwa semua rintangan ini sesungguhnya bermula dari diri sendiri, bermula dari pemikiran diri sendiri.

“Apa yang dibutuhkan seorang wirausaha”

“”BERANI”, Modal Awal Wirausahawan”
Berani Mimpi
Entrepreneur itu Memang harus berani bermimpi. Meskipun dalam masa krisis ekonomi, jangan takut bermimpi. Yakinlah, mimpi atau visi itu sama dengan cetak biru dari realita. Artinya, sesuatu yang bisa kita wujudkan.

Entrepreneur yang berani memiliki visi, maka akan dapat menciptakan kekuatan positif di dalam pikirannya. Sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja dan kualitas hidup. Seperti ada ungkapan “Hati-hatilah dengan angan-anganmu, karena angan-anganmu itu akan menjadi kenyataan”, sama juga dengan “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.” Visi itu memang bisa mensugesti orang. Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu dekat sekali dengan dunia pemimpi/penghayal. Karena khayalan dapat memicu keberhasilan atau minimal keberanian berbuat dan berkreativitas.
Berani Mencoba
Andai kita berani mencoba dan kita lebih tekun dan ulet, maka pasti kegagalan tak pernah ada. Bisnis modern akan berhenti berputar kalau sikap berani mencoba itu lenyap. Memang, banyak orang yang gagal dalam usahanya, putus asa tanpa berani mencoba lagi. Ini bukan saja merugikan aspek materi atau finansial, tapi juga aspek psikologis. Karena itu sekalipun krisis, tetaplah mejadi entrepreneur dengan semangat kewirausahaan tinggi. Sesunguhnya tidak ada yang gagal dalam berbisnis, yang ada hanya karena ia berhenti mencoba, berhenti berusaha. Berani mencoba, lebih tekun dan ulet kegagalan tak akan pernah ada.

Berani mencoba, sebab tidak satupun di dunia ini termasuk di dalam dunia entrepreneur yang dapat menggantikan keberanian mencoba dengan bakat bisnis, sebagus apapun bakat seseorang, tidak akan sukses tanpa mulai mencoba. Dan ternyata sekali lagi, keberanian mencoba dan mencoba itulah penentu kesuksesan bisnis kita.
Berani Merantau
Keberanian merantau, membangun percaya diri dan kemandirian. Sebagian dari mereka sukses meskipun awalnya dari nol. mereka “dari bukan apa-apa”, merantau lalu sukses. Merantau punya makna sosial tersendiri. Ia berarti “jauh dari keluarga” yang memicu terbangunnya jiwa kemandirian. Tak bergantung pada keluarga berarti mulai melangkah menjadi dewasa. Anda bisa menjadi pribadi yang baru.

Kebaruan ini sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa kelebihan dan kekurangan kita karena kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan baru, merantau membuat seseorang relatif tangguh karena diterjunkan dalam situasi serba baru.
Perantau umumnya segan minta tolong. Disitulah kemauan menjadi termotivasi. Perantau rata-rata engan berutang budi. Justru karena ia orang baru. Seorang perantau cenderung menanam jasa untuk banyak orang. Investasi sosial ini pada saatnya berbuah kebaikan, siapa sangka banyak orang menyukai kepribadian kita, berangsur-angsur menjadi pendukung setia langkah kita mengeyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau temukan jati diri anda yang tangguh, kreatif cerdik menangkap peluang.
Berani Gagal
Hanya orang yang berani gagal akan meraih keberhasilan total. Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak begitu enak didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa pungkiri. Mengapa? Banyak orang membuat kekagagan sebagai musuh kesuksesan. Sebaliknya. Kita seharusnya menggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, kita harus yakin akan menemukan kesuksesan di penghujung kegagalan.
Tapi mengapa seseorang gagal dalam bisnis ada beberapa sebab umum
1. Kita sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah.
2. Setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita.
3. Biasanya terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk.
4. Kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau tahu darimana kita harus memulai kembali suatu usaha.
Dengan mengetahui sebab kegagalan itu. Tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Jika kita mengalami kegagalan maka sebaliknya kita bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan pemikiran seperti itu maka akan tetap menjadikan kita sebagai sosok enterepenuer yang selalu optimis akan masa depan. Maka sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang enteprenuer dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi ukurlah berapa kali ia bangkit kembali
Berani Sukses
Seberapa besar rezeki yang kita inginkan, itu sama dengan seberapa besar kita mengambil risiko. Sukses adalah sebuah proses. ia dicapai dengan pengorabanan salah satunya tidak cengeng dengan kegagalan. Sukses, pikirkanlah sebagai keseharian anda. Keyakinan bisa sukses selalu dibangun setiap saat, karena itulah jangan biarkan anda kehilangan motivasi untuk sukses dan terus membangun keyakinan itu dalam sanubari.

Buanglah semua alasan, anda gagal karena kelemahan dari diri anda. Kurang cerdas, kurang fit, sudah terlalu tua dan segudang rasa “rasa kurang” bukanlah alasan anda gagal. Sukses memerlukan keberanian tanpa henti mempelajari kemunduran bisnis.
Pelajari kesuksesan orang lain, himpun semua “sebab-sebab” sukses itu, temukan kelebihan-kelebihan itu, dan mulai mencoba menyusun apa kelebihan anda, apa kebaruan yang bisa ditelurkan dari proses membandingkan dengan usaha orang lain.

Seorang wirasahawan adalah yang selalu "melek" dan "buka telingga" terhadap setiap peluang dan itu memerlukan stamina usaha yang tinggi, tapi anda jangan langsung punya pikiran kalau wirausahawan itu orang yang tidak pernah istirahat, Tidak. Secara fisik, istirahat itu perlu, tetapi sebagai wirausahawan pikiran tetap jalan. Artinya kita terus membiasakan diri memikirkan kebaikan-kebaikan apa yang bisa dibangun berdasarkan peluang yang kita hadapi setiap saat.

Bisnis berhasil karena konsep dasarnya bagus, juga naluri wirausahawan terhadap suatu momen. Wirausahawan harus bisa bersikap luwes, kalau memproduksi bunga plastik tidak menguntungkan, anda bisa cepat berganti memperoduksi rambut palsu mainan dan lain sebagainya, dengan begitu perusahan akan bisa menemukan ceruk yang betul-betul menjadi awal yang baik untuk berkembang
Berani Bekerja Keras
Nasib seorang wirausahawan tidak mudah, anda harus bekerja keras. Namun karena anda bekerja disebagian besar waktu anda, pasti ada harga yang harus dibayar. Yaitu kehidupan sosial, keluarga, waktu untuk bersenang-senang tidak akan anda miliki pada awal menjalankan bisnis anda. Dalam keadaan seperti ini memiliki seorang istri, kekasih yang setia menemani dalam suka maupun duka akan sangat menguntungkan anda. Karena menjadi seorang wirausahawan juga adalah masalah daya tahan.

Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus ia akan kehilangan kekuatannya, berkonsentrasi pada suatu adalah salah satu segi fokus, segi lainnya intensitas, melibatkan kemampuan untuk menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas yang dihadapi. Prioritas masuk dalam gagasan, fokus, jangan segan-segan menaruh yang paling penting sebagai nomor satu jika sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas dasar prioritas.

“SEBERAPA BESAR JIWA ENTREPRENEUR ANDA”

Bagaimanapun, untuk menjadi entrepreneur, tak cukup memiliki pengetahuan tentang bisnis. Karakter atau jiwa entrepreneur juga sangat dibutuhkan. Karena itu penting sekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri Anda sendiri untuk mengetahui seberapa besar karakter entrepreneur anda.

1. Berapa besar komitmen Anda?

Seorang entrepreneur sukses memiliki komitmen yang besar terhadap bisnisnya. Mudah dipahami memang, tapi sulit dalam prakteknya. Jika Anda masih berangan-angan memiliki bisnis sendiri dan belum memulainya, barangkali Anda mesti memperkuat
komitmen Anda dan siap dengan segala resikonya. Bagaimanapun, tak satupun bisnis di dunia ini yang aman dari resiko. Walau begitu, resiko juga bisa dimanajemen bukan?!

2. Apakah gelas Anda setengah penuh atau setengah kosong?

Tidak semua orang optimis adalah entrepreneur, tetapi hampir semua entrepreneur adalah orang-orang optimis. Setiap entrepreneur biasanya memiliki kemampuan melihat
kesempatan positif dari suatu tantangan situasi. Tanpa keyakinan optimistis, maka akan sulit memotivasi karyawan, bertahan pada masa-masa sulit dan mengembangkan bisnis.

3. Apakah Anda senang membuat keputusan?

Keputusan berarti komitmen. Keputusan yang salah bisa mengarah pada masalah dan menghilangkan rasa hormat dari suatu kelompok. Memiliki sebuah bisnis -khususnya yang modalnya tidak besar-berarti harus siap membuat keputusan dengan market research
terbatas dan informasi yang kurang lengkap. Nah, kira-kira apakah Anda senang membuat keputusan-keputusan demikian?

4. Apakah Anda memiliki uang untuk membuat cita-cita bisnis Anda terwujud?

Jangan berhenti dulu dari pekerjaan sehari-hari, sampai Anda memiliki modal yang cukup untuk kelangsungan bisnis. Memenuhi kebutuhan keuangan untuk bisnis tidaklah mudah dan perlu pengorbanan pribadi apakah itu dari tabungan, pinjaman bank, dll-. Anda juga harus siap jika ternyata ada yang tidak berjalan sesuai rencana. Nah, apakah Anda sanggup menyokong kelangsungan business plan agar bisnis Anda tetap bertahan?


5. Apakah Anda senang menjual?

Dalam bisnis, penjualan adalah bagian alami dari segala pekerjaan bahkan jika mereka tidak pernah bekerja di bidang penjualan sekalipun. Sebagai seorang entrepreneur, pekerjaan Anda adalah 'menjual'. Menjual produk Anda, visi perusahaan dan diri Anda
sendiri. Dan Anda harus melakukan ini setiap hari, dalam setiap waktu. Jika Anda menikmatinya, Anda memang seorang entrepreneur sejati.

Jika dari pertanyaan di atas Anda menjawab YA pada sebagian besar pertanyaan-pertanyaan di atas, berarti Anda memiliki karakter entrepreneur dan siap untuk memiliki bisnis sendiri.
Tetapi jika sebagian besar jawabannya adalah TIDAK, sebaiknya pertimbangkan untuk menggaet partner bisnis untuk membantu membuat rencana bisnis Anda menjadi kenyataan.

Berikut ini, kami akan berbagi kiat-kiat sukses menjadi enterpreneur, diantaranya adalah:

1. Kecepatan.

Dengan segala percepatan perkembangan teknologi, globalisasi, dan internet, laju perubahan pun semakin cepat dari yang pernah dibayangkan. Karena itu, Anda harus bisa mengantisipasinya dan sanggup bereaksi cepat, tapi juga penuh perhitungan.

2. Kemampuan Beradaptasi.

Laju perubahan yang terjadi pada dunia internet membutuhkan bisnis yang lebih fleksibel dan adaptif dibandingkan sebelumnya. Anda harus menambah pengetahuan dan mampu menginterpretasinya, serta secara cepat merespon perubahan tersebut dimanapun terjadinya baik dalam teknologi dan kompetisi, juga pada pergantian pola pasar dan pembeli.

3. Eksperimen.

Seorang netpreneur harus bersedia mencoba ide-ide baru di pasar yang dibidiknya. Anda tidak memiliki banyak waktu atau hanya mengandalkan 'market research' yang sudah tidak up to date untuk mengevaluasi tindakan-tindakan Anda . Eksperimen dan siap bergerak cepat untuk beradaptasi dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar kepada Anda.

4. Inovasi Yang Konstan.

Meluncurkan produk ke pasar hanyalah sebuah permulaan. Dorongan kompetisi yang tak kenal henti dan tuntutan pasar terhadap perbaikan membuat fokus bisnis pada inovasi sangat penting.

5. Kolaborasi.

Sudah menjadi sifat dari netpreneur menjadi kolaboratif. Anda tidak bisa bekerja sendiri di pergerakan dengan kecepatan seperti ini. Internet memungkinkan Anda melibatkan banyak pemilik perusahaan dalam setiap langkah. Mulai dari kelahiran sebuah produk melalui riset, pembangunan produk, pengemasan, pengiriman, support dan proses perbaikan yang terus berjalan.



6. Jadilah Penggerak Distribusi.

Tantangan nyata dari dunia bisnis saat ini adalah distribusi penyebaran merek serta identitas produk dan jasa Anda. Satu hal yang paling terasa, internet memperkecil hambatan distribusi. Untuk itu, Anda harus membangun merek dan saluran distribusi demi kesinambungan kesuksesan bisnis.

7. Fokus Pada Niche Market.

Internet menjangkau dan mendistribusi kesempatan bisnis pada pasar baru yang terbuka. Karena itu, netpreneur harus memfokuskan pada sektor pasar yang terdefinisi dengan baik -yaitu pada niche market atau pasar ceruk- agar dapat meraih posisi dominan atau menemukan pasar yang belum atau kurang terlayani. Walau kenyataannya, kesempatan yang paling menggairahkan terletak pada menciptakan pasar yang baru.

8. Jadilah Multidisipliner.

Perusahaan dalam era ekonomi baru seperti sekarang menciptakan solusi dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu seperti teknologi, content, grafis, layanan dan hubungan. Karena itu, seorang netpreneur sukses biasanya memahami berbagai disiplin
ilmu.

9 Tipe Kepribadian Entrepreneur

Yang Manakah Tipe Kepribadian Anda?

1. The Improver.
Anda memiliki kepribadian ini jika Anda menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Anda menggunakan perusahaan Anda untuk memperbaiki dunia. Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan bisnis. Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert: Waspadai sifat Anda yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan Anda.


2. The Advisor.
Tipe kepribadian pebisnis seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri.




3. The Superstar.
Inilah bisnis yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang CEO Superstar. Pebisnis dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun bisnis mereka dengan personal brand mereka sendiri.
Personality Alert: Pebisnis dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

4. The Artist.
Kepribadian pebisnis seperti ini biasanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti pada perusahaan agen periklanan, web design, dll.
Personality Alert: Pebisnis tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan Anda, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

5. The Visionary.
Sebuah bisnis yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari
segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi Anda dengan melakukan tindakan
nyata.

6. The Analyst.
Jika Anda menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan Anda biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam memecahkan masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan mempercayai orang lain.

7. The Fireball.
Sebuah bisnis yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme. Pelanggan merasa perusahaan Anda dijalankan dengan tingkah laku yang fun.
Personality Alert: Anda bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim Anda dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan Anda dengan rencana bisnis.

8. The Hero.
Anda memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin dunia dan bisnis Anda melalui segala macam tantangan. Anda adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak perusahaan besar.
Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara Anda tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan Anda
untuk menolong orang lain menemukan jalan mereka.

9. The Healer.
Jika Anda adalah seorang 'penyembuh', Anda bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam bisnis Anda. Anda memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.
Personality Alert: Karena sifat perhatian Anda dan kepenyembuhan Anda dalam menjalankan bisnis, Anda bisa jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu
berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk persiapan datangnya masalah.

Nah, dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah bisnis, Anda bisa lebih terarah dalam membangun bisnis . Tapi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri.
Selain itu dalam dunia enterpreneur, segalanya membutuhkan kerja keras dan kedisiplinan dalam keempat hal dibawah ini, yaitu;
1. Mau belajar, agar paham internet marketing itu seperti apa dan bagaimana.
2. Mau praktek, supaya menjadi bisa alias tidak hanya sekedar mengerti.
3. Mau fokus, agar visi dan tujuan Anda tercapai
4. Mau mandiri, atar bisa jadi pebisnis sejati.

“MEMILIH JENIS USAHA”

Seringkali kita bingung dalam menentukan jenis usaha yang ingin kita tekuni. Begitu banyak pilihan dengan segala hasil dan resiko yang ada. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum kita memutuskan bidang usaha yang akan kita tekuni:
1. Cari tahu hal-hal yang kita sukai
2. Cari tahu apakah hal yang kita sukai tersebut dapat kita jadikan sebagai ladang bisnis
3. Cari tahu apa yang sudah kita miliki dan yang belum kita miliki jika kita berniat menjalankan bisnis tersebut
4. Cari tahu bagaimana caranya mendapatkan apa yang belum kita miliki untuk menjalankan bisnis tersebut
5. Ukur resiko yang akan timbul
Mencari tahu hal-hal apa saja yang kita sukai merupakan langkah awal dalam menentukan bidang bisnis yang hendak kita tekuni. Berbisnis yang baik seharusnya tidak bermula dari suatu keterpaksaan, karena berbisnis bukanlah pekerjaan sehari semalam. Bisnis memerlukan waktu, tenaga dan pikiran selama bisnis itu berjalan. Ibarat mengasuh seorang anak, bisnis membutuhkan perhatian… Dengan melakukan hal yang kita sukai maka kita sudah menghilangkan satu faktor penghambat dalam menjalankan bisnis, yaitu hilangnya hasrat berbisnis!
Cari tahu, apakah hal yang kita sukai tersebut memiliki prospek yang bagus. Jika tidak maka jangan teruskan! Carilah hal lain yang prospektif dan kita sukai!
Langkah selanjutnya adalah mempelajari kelebihan dan kelemahan yang kita miliki. Apakah kelemahan kita dapat diperbaiki? Bagaimana caranya? Berapa lama memperbaikinya? Gali semua potensi solusi yang kita miliki.
Terakhir tapi tidak kalah penting yaitu mengukur resiko yang akan timbul. Seringkali kita tergiur dengan hitungan-hitungan yang ada dalam sebuah proposal bisnis. Konsep yang matang, produk yang bagus dan margin yang besar membuat peluang didepan mata sempurna. Seakan-akan keberhasilan sudah 99 % didepan mata. Ini jebakan!! Ini tipuan!! Berpikirlah realistis… dalam 99 % estimasi keberhasilan, masih ada 1 % estimasi kegagalan! kita perlu memikirkan 1% ini. Jika terjadi, apa yang akan kita lakukan? Apa solusi kita? Ingat!! Keberhasilan itu memang salah satunya diukur dari seberapa besar kita meraih kekayaan dari bisnis kita. Akan tetapi yang lebih penting keberhasilan itu ditentukan dari kekuatan kita bangkit lagi setelah kita jatuh, dari kekuatan kita untuk mau belajar dari kegagalan… Jika kita mengukur resiko yang ada kemudian kita sadari bahwa kita tidak sanggup menghadapinya, maka gantilah dengan bidang bisnis yang lain. Jangan pernah kita memaksakan sesuatu yang belum waktunya. Jika saat ini kita belum memiliki modal yang besar, maka janganlah kita memaksakan diri dengan berhutang modal yang besar. Mulailah dengan yang kita sanggup memikul resikonya…
Bisnis pun juga memerlukan waktu. Seperti sudah diungkapkan diatas bahwa bisnis ibarat membesarkan seorang anak. Membutuhkan kesabaran, keuletan dan perjuangan. Namun jika saatnya tiba, kita akan tersenyum melihat anak kita sudah bisa berjalan…dan saat itulah kita akan memetik apa yang selama ini kita tanam…
Memang KELEBIHAN dari membuka bisnis yang berasal dari hobi, kita tahu betul bahwa kita akan menikmatinya. Kita juga akan merasa lebih 'fun' da enjoy dalam mengerjakannya. Jauh dari rasa bosen!

Tapi apa benar begitu? Sebelum memutuskan untuk membuat hobi Anda menjadi bisnis, coba ajukan pertanyaan-pertanyaan ini ke diri sendiri terlebih dulu.

1. Apakah Anda bersedia melakukan sesuatu yang berulang-ulang terus?

Diharuskan mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang dengan baik tentu sangat berbeda dengan mengerjakan aktivitas rekreasi (hobi) tanpa tekanan dan tanpa target bisnis.

Tentu saja jika ingin mengubah hobi menjadi bisnis, Anda harus siap dengan konsekuensi ini.

2. Apakah hobi Anda cukup berharga untuk dijadikan bisnis?

Jangan hanya memikirkan kesenangan Anda semata. Lakukan "market research" sebelum membuat hobi Anda menjadi bisnis. Jika ternyata prospeknya kurang menguntungkan, sebaiknya jangan dipaksakan.

3. Apakah hobi Anda bisa tetap memotivasi Anda dalam menjalankan bisnis hingga 15-20 tahun mendatang?

Tantangan nyata dalam menjalani bisnis yang berasal dari hobi adalah bagaimana membuat hobi tersebut tetap menantang, menarik dan berarti sebagai bisnis dalam 15-20 tahun mendatang. Untuk itu, buat daftar mengenai hal-hal yang paling menarik dan menantang bagi Anda. Lalu tetapkan satu atau dua ide paling potensial yang bisa memotivasi Anda dalam menjalankan bisnis.

4. Apakah Anda tetap akan menikmatinya walau...???

Jika kelak Anda diharuskan menghasilkan 10 ribu karya atau melakukan hobi Anda ratusan kali setiap tahun, apakah Anda akan tetap menikmati hobi Anda? intinya, memang tidak ada yang salah dengan membuat hobi menjadi bisnis. Hanya saja matangkan konsep, lakukan market research dan rancang business plan sebelum menjalankannya.

Hal penting lainnya adalah memiliki pengetahuan bagaimana memasarkan bisnis Anda baik secara offline maupun online. Karena tanpa marketing yang tepat, tidak ada orang yang akan membeli produk Anda.