Selasa, 30 Desember 2008

“MENGAPA HARUS TAKUT BERWIRAUSAHA”

“Para pengusaha yang sukses itu berhasil karena mengenali diri dan potensi yang ada dalam dirinya sendiri, sehingga mampu menangkap peluang yang ada disekelilingnya”. Kutipan tadi memang pantas bagi mereka yang masuk dalam kategori sukses. Lalu bagaimana dengan mereka yang baru akan memulai suatu usaha. Sukses dalam usaha bukan berarti sukses selamanya, karena pasang surut dalam dunia usaha sudah pasti ada. Kesuksesan seseorang dalam usahanya pun tidak dilihat dari jenjang pendidikannya. Pendidikan yang digelutinya juga tidak mesti harus sama dengan usaha yang dia geluti nanti.
Contoh nyata, seorang mahasiswa jurusan pertanian ketika ditanya “lulus nanti ingin kerja dimana?”. Mahasiswa menjawab “ingin bekerja di departemen pertanian atau di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian”. Jawaban yang pantas untuk sebuah harapan. Memang semua orang punya cita-cita dan impian yang tinggi, tetapi kenyataan didunia usaha itu sangat berbeda, karena ada proses didalamnya, diantaranya adalah potensi sumber daya daerah itu sendiri, banyaknya pesaing (pelamar) yang ingin bekerja dan keterampilan yang dia miliki, serta masih melekatnya “sistem koneksi”. Apakah mungkin departemen pertanian selalu membuka lowongan pekerjaan setiap sebulan sekali, dan apakah mungkin yang melamar kerja hanya anda sendiri dan atau mungkin saat kualifikasi penerimaan karyawan baru, anda dinyatakan tidak lulus hanya karena tidak memiliki koneksi (orang dalam yang membawa anda bekerja) di perusahaan tersebut.
Sebaliknya orang yang sudah bekerja dan memiliki jabatan yang tinggi, apakah mungkin sudah terjamin aspek finansialnya dikemudian hari. Pemutusan hubungan kerja (PHK) dan masa pensiun adalah sesuatu yang ditakuti bagi semua pegawai. Keduanya sama artinya dengan berakhirnya segala tugas dan kewajiban dia sebagai seorang karyawan. Bagi karyawan yang baru terkena PHK atau memasuki masa pensiun, mungkin akan sedikit terhibur karena dia baru menerima tunjangan (pesangon), tetapi apabila dana tersebut tidak dimanajemen dengan baik, maka dia akan mengalami kesulitan dalam pengaturan aspek finansialnya di hari-hari kemudian. Untuk mempertahankan aspek finansialnya, kegiatan tersebut hanya berbentuk usaha atau lebih populernya dikenal dengan istilah “Bisnis”. Mengapa untuk memulai usaha tersebut harus menunggu di PHK atau menunggu masa pensiun. Memang tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha baru. Namun tidak salahnya di usia semuda mungkin kita mencoba untuk memberanikan diri dalam berwirausaha.
Berdasarkan keadaan-keadaan tersebut di atas, maka seyogyalah untuk kaum muda khususnya mahasiswa yang nanti akan habis pula masa pendidikannya untuk memulai sedini mungkin memperbanyak pemahaman dan pengetahuan dasar yang berkenaan dengan kewirausahaan, setidaknya untuk kepentingan dan kebutuhan dirinya. Untuk memulai suatu usaha janganlah terlalu berharap banyak untuk mendapatkan laba yang tinggi. Dalam dunia usaha semua berjalan dalam ketidakpastian. Terkadang bisa berhasil atau gagal karena unsur kesempatan dan peluang yang sangat kecil dan jarang terjadi. Beda halnya dengan pegawai/karyawan yang hampir tidak ditemui resiko yang mencolok dalam persaingan, sehingga identik dengan dunia yang relatif aman dan nyaman.
Pemahaman dasar bagi para pemula untuk memulai suatu usaha adalah dengan memahami salah satu karakteristik dunia usaha itu sendiri. Salah satunya adalah “persaingan”. Berdasarkan hukum pasar (“siap cepat dia dapat, produk yang lebih baik akan cepat laku”), keadaan itulah yang hampir dilupakan bagi para pemula bisnis. Tertipu dengan laba pendapatan yang tinggi pada sambutan awal terhadap produk yang kita jual, tiba-tiba di hari kemudian pendapat kita merosot tajam. Itulah sebagian kecil dari lika-liku dunia usaha. Kenapa harus takut untuk berwirausaha di usia muda. Kunci sukses bagi pemula bisnis adalah semangat dan motivasi serta mampu membaca keinginan pasar. Sebagi bahan pertimbangan Inilah tips-tips untuk memulai sebuah usaha
1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.

2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.

3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE “BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY”: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah Guru yang baik.

4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achieve is directly proportional to the risk taken : Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.

5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.

6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar